Thursday, December 28, 2017

Candu Baca Buku


Cukup tersentak melihat kekhawatiran seorang bapak di salah satu media sosial, tentang rendahnya minat baca anak-anak jaman sekarang, yang lebih menyukai edukasi dan hiburan menggunakan audiovisual. Lebih menikmati YouTube daripada membaca ensiklopedia. Lebih senang main gadget daripada belajar aksara. 'Kids jaman now' memang sudah berbeda, ya. Kata mereka, baca buku itu 'so last year' banget, sudah nggak jaman :(


Saya bersyukur sejak kecil sudah diperkenalkan dan diajarkan oleh Ayah untuk menyukai buku. Saya ingat, Ayah membawakan sebuah buku berjudul The Lost Boy karya Dave Pelzer, yang sebenarnya buku tersebut terlalu berat untuk bisa dinikmati oleh anak perempuan yang masih berusia 8 tahun kala itu. Buku yang akhirnya saya baca kembali dan baru bisa saya pahami ketika masuk sekolah menengah.


Buku yang diangkat dari kisah nyata tentang seorang anak laki-laki broken home yang juga mengalami child abuse, hingga ia pun hidup dalam ketakutan dan keterasingan meski tinggal bersama ibunya. Sejak baca buku itu, saya makin bersyukur sudah dilahirkan dan dibesarkan oleh kedua orang tua yang melakukan perannya dengan baik, menyayangi dan memenuhi semua hak saya sebagai seorang anak.





Sejak itu pula, saya mulai kecanduan membaca. Tiap kali libur, saya meminta Ayah mengantarkan ke toko buku untuk sekedar baca-baca serial Goosebumps dan Detective Conan yang selalu saya tunggu-tunggu. 


Lalu kecanduan ini semakin menggila saat kuliah. Saya berani memangkas separuh uang saku di awal bulan demi nggak ketinggalan punya majalah dan buku favorit saya ; National Geographic, buku-buku karya Ayu Utami, buku-buku karya Windy Ariestanty, dan buku-buku karya  Ika Natassa. Nggak pernah menghitung secara pasti berapa buku yang sudah saya baca.



Saya memilih untuk berbuat sesuatu



Yaaa... saya memilih untuk berbuat sesuatu. Menyewa satu kamar tambahan di samping kamar kost khusus untuk menyimpan koleksi buku-buku dan membangun 'perpustakaan kecil' di dalamnya. Memberi ruang bagi teman-teman kost untuk bebas membaca. Memulai dari hal kecil seperti ini untuk menumbuhkan minat baca. Lalu tiap satu buku yang jadi penghuni baru di rak buku, selalu saya selimuti dengan sampul plastik. Saya bubuhi tanda tangan dan tanggal pembelian. Iya, saya senang melihat buku-buku tersusun cantik dan rapi.


Pergi kemana pun, sebisa mungkin saya bawa buku untuk baca-baca. Bawa satu atau dua buku saja. Sebab bisa jadi bukunya akan bertambah ketika pulang, hahaaa


Dari menyukai buku, gue belajar bagaimana 'merelakan' untuk mengusahakan 'sesuatu' yang lebih besar manfaatnya



Melalui buku The Journey yang berisi 12 kisah perjalanan yang dikemas dalam 12 cerita berbeda, kolaborasi Windy Ariestanty dengan penulis-penulis kece lainnya seperti Alexander ThianTrinityValiant Budi, dkk yang sudah khatam banget soal menulis kisah perjalanan, saya seperti sedang berada di Lucerne, Spanyol, Tel Aviv, Mekkah, New York, Andalusia, dan sedang menikmati tempat-tempat cantik di luar sana. Kisah mereka memberi percikan semangat yang besar. Hingga akhirnya patah hati membuat saya menemukan perjalanan sendiri :)


Saya salut dengan keberanian seorang Ayu Utami bicara tentang seksualitas, cinta, dan nafsu dalam bukunya 'Pengakuan Eks Parasit Lajang'. Saya kagum bagaimana ia dengan berani menggunakan kosakata tabu tanpa membuat para pembacanya berpikiran kotor. Entah nyata atau tidak, tiap kalimat yang ia tuangkan dalam semua bukunya terasa penuh dengan kejujuran. Gaya bahasanya sangat argumentatif dengan penuturan bahasa sastra yang sangat apik.



Dunia ini penuh orang jahat yang tidak dihukum. Mereka berkeliaran. Sebagian karena tidak tertangkap, sebagian lagi memang dilindungi, tak tersentuh hukum atau aparat (Saman by Ayu Utami)



Dari buku pula, saya mengerti bagaimana rasanya bahagia tanpa gadget dan jauh dari hingar bingar media sosial. Ketika ingin bertemu kenyamanan tanpa diganggu oleh apapun dan siapapun, maka teman terbaik adalah buku.


Jadi ketika ada yang bertanya hobi saya apa, baca buku jawabannya. Tentang hobi jalan-jalan, apalagi belanja, aahhh sudahlah. Itu hanya persoalan duniawi yang tak akan kunjung selesai kalau saya terus mengejarnya. Perjalanan dan pengalaman hidup akan mengisi saya dengan berbagai ilmu dan rasa. Sebab banyak hal di dunia ini yang belum saya tau. Membaca, cara saya mengisi hidup dengan ilmu dan rasa itu.

Monday, December 25, 2017

Miniso Haul


Kalian pernah juga nggak sih kayak saya, yang excited dan happy banget waktu nemu barang-barang unik, lucu, dan harganya terjangkau ? Naaahhh... kalau iya, kabar baik nih buat kalian.


Kalian bisa datang dan belanja di store lucu yang satu ini. Sesuai dengan slogannya "high quality and affordable price", store ini berasa surga untuk para perempuan. Barang-barangnya cukup lengkap dan hampir semua barang yang dipamerkan kita butuhkan dalam keseharian. Beauty items, kitchen ware, dining, stationary, household essentials, bathroom essentials, accessories, travel pillow, cute hat and bag. They literally have everything I need. Meski banyak juga barang-barang pemanis yang sebenarnya nggak terlalu kita butuhkan :)




Sunday, September 24, 2017

Mental 'Cash Payment' Garis Keras


Nggak hanya perempuan, ternyata para pria juga memiliki 'the essential must-have list' idaman mereka, lho. Entah itu mobil, motor klasik, smartphone, sneakers, postman bag, leather jacket, macbook, DSLR, jam tangan, atau barang-barang yang ada hubungannya dengan hobi untuk memenuhi gaya hidup atau hadiah bagi diri. 






Btw... obsesi manusia terhadap suatu barang tertentu memang kadang cenderung nggak masuk akal. Bisa kepikiran terus sampai barang yang diinginkan itu benar-benar dimiliki. Sebenarnya nggak ada yang salah dengan semua itu, sebab ada orang-orang yang ingin memiliki barang-barang tersebut memang sebagai sebuah simbol 'pengakuan'. Dan godaan terbesarnya adalah diskon dan promo cicilan.


I tell you, it's just another classic trap guys...

Wednesday, September 13, 2017

Skala Prioritas


Aku dan adik-adik dibesarkan dalam kultur keluarga yang selalu punya skala prioritas, sehingga barang-barang apapun yang kami beli pastilah sesuatu yang benar-benar berguna dan kami butuhkan.


Ayah termasuk tipe orang yang cukup royal. Tapi nggak berarti semua yang kami minta akan langsung dipenuhi. Salah satunya soal kebutuhan transportasi. Jaman kuliah dulu, ketika teman-teman yang lain berangkat ngampus dengan motor atau mobil, aku masih setia berjalan kaki. Padahal, jarak antara kampus dengan tempat tinggalku mayan jauh. Nggak masalah sebenernya, hitung-hitung olahraga :))








Setelah menikah, skala prioritas ku pun berubah. Kalo dulu bisa ngabisin 2 juta rupiah untuk belanja buku dalam sebulan, sekarang nggak bisa begitu. Agar semua kebutuhan primer ku, suami, dan seisi rumah bisa ter-cover dengan baik, aku harus mengesampingkan ego untuk belanja barang yang nggak ada urgensinya. Kalo kebutuhan primer sudah terpenuhi, baru aku akan beranjak belanja kebutuhan sekunder dan tersier. 


Ketika dulu smartphone masih menjadi bagian dari kebutuhan sekunder, buatku smartphone udah masuk dalam kategori kebutuhan primer. Hampir seluruh aktivitas ku terbantu dengan adanya smartphone. Berkabar dengan orang tua, silaturahmi dengan teman, sampai njawab e-mail di luar rumah menjadi mudah karena smartphone. Jadi, waktu hap mendadak rusak, aku merasa butuh buru-buru menggantinya dengan yang baru. 


Bersyukur... aku dan suami bukan pemuja barang mewah. Tapi, kami menyukai barang-barang berkualitas. Sehingga pilihan kami akan jatuh pada barang-barang yang harganya seimbang dengan fungsi dan kualitasnya. Selama barang itu bisa menunjang dan mempermudah aktivitas kami, juga akan digunakan dalam jangka panjang, nggak masalah kalo harus mengeluarkan budget lebih banyak untuk itu. 


Begitu juga memilih mobil. Buatku, mobil masuk dalam kategori long-term vehicle. Nggak mungkin setahun sekali ganti mobil, kan. Kecuali uang di rekening nganggur terus, hahaha. Kebetulan aku dan suami sering menggunakan mobil untuk perjalanan luar kota, jadi kami butuh mobil yang nyaman. Nggak perlu mewah, yang penting baik secara performa. Sehingga butuh banyak pertimbangan dan harus selektif memilih.


(Related Post : Point Penting Yang Wajib Diperhatikan Saat Membeli Mobil )


Sama halnya dengan penampilan. Baju dan sepatu yang nyaman itu penting. Nggak harus mengikuti tren mode, sesuai karakter aja. Meski kadang untuk mendapat kenyamanan dan kualitas yang sepadan, ada harga lebih yang harus dibayar.

Friday, September 1, 2017

Berkenalan dengan Makanan Organik


Beberapa tahun terakhir, tren gaya hidup sehat semakin marak diterapkan oleh teman-teman yang tinggal di kota besar. Banyak dari mereka yang awalnya mengonsumsi makanan konvensional, beralih mengonsumsi makanan organik yang konon diklaim sebagai pola makan terbaik untuk hidup sehat. Terutama buah dan sayur organik.


Maraknya pola hidup sehat ini juga menjadi celah tersendiri bagi para pengusaha untuk menjalankan catering atau membuka restoran yang menyediakan beragam makanan sehat. Sekarang kita nggak terlalu sulit untuk menemukannya.







Selain suasananya yang hommy dan verdant green banget, Hotel Rumput juga mewujudkan konsep eco friendly dengan menyuguhkan beragam menu sehat serba organik. Awalnya, aku pikir makanan organik itu pasti minim rasa, porsinya dikit, dan high cost. Ternyata nggak. Mereka berhasil menyulap sayur dan buah dengan cara yang lebih beragam. Sehingga para tamu yang belum mengadopsi tren gaya hidup organik dan nggak terlalu suka mengonsumsi sayur sepertiku, tetap bisa dapat manfaat sayur dengan rasa yang nikmat.






Di antara beberapa pilihan menu, aku fokus pada menu yang direbus atau dikukus. Aku melirik sushi roll nasi merah dan roti gandum selai nanas. Alih-alih beras putih, mereka menyediakan sushi yang terbuat dari beras merah, yang kita tau punya lebih banyak serat dibanding beras putih, sehingga nggak perlu khawatir gula darah melonjak. Kalo roti gandum nya, cocok banget laaa yaaa buat sarapan :)








Setelah menu utama, saatnya menu penutup. Kami memilih menu pudding sugar free dan buah-buahan. Segeeeeer ~





Selain itu juga ada sandwhich dan sup jamur yang disajikan dengan pilihan nasi putih atau nasi merah. Olahan tempenya disajikan dengan tampilan yang bikin laper.


Tertarik untuk nyoba ? Yuk :)

Sunday, August 6, 2017

Personal Branding di Media Sosial


Reuni memang lazimnya diisi dengan berbagai acara. Momen yang baik untuk silaturahmi, berbagi inspirasi, bertukar informasi, makan bersama, hingga acara sharing terbuka.


Dari cerita mas suami, ada satu yang menarik perhatian saya. Professor Suyitno memberi materi tentang personal branding saat menjadi keynote speaker pada acara temu alumni tersebut :)






Kalo mendengar kata media sosial, pasti yang langsung terlintas dalam benak anak kekinian adalah Facebook, Twitter, Instagram, Line, Whatsapp, Path, dan sejenisnya. Sebagai media komunikasi, media sosial memberi banyak sekali kemudahan. Kita dapat berbagi atau menerima informasi dengan cepat dari interaksi kita dengan pengguna media sosial lainnya. Konten yang disajikan pun beragam, mulai dari book review, passion and lifestyle, life lessons, dan lainnya.


Apalagi di era konvergensi media saat ini, begitu mudah dan cepatnya kita mengakses media sosial. Orang lain juga dengan mudah memberi penilaian tentang kita dari dokumentasi aktivitas apapun yang kita tampilkan. Mereka bebas beropini selaras dengan apa yang mereka pikirkan. Ya ! kita tau betul bagaimana media sosial memberi kita ruang untuk bebas berekspresi.


Melalui media sosial yang kita punya, apapun yang kita obrolkan dan diskusikan berulang-ulang, lama kelamaan akan membentuk citra diri kita, cermin pribadi kita. Dari album foto, dari aktivitas kita bersama rekan dan keluarga, atau dari kreatifitas kita menyebar kata. Kita pun bebas membentuk impression yang ingin ditampilkan dan menggiring opini publik tentang diri kita. 


Ternyata semakin banyak juga Perusahaan Multinasional menggunakan media sosial untuk menyeleksi para job applicants yang akan bekerja untuk perusahaan mereka. Para staf rekruitmen ini memantau aktivitas dan fitur-fitur di media sosial kita untuk mengetahui bagaimana cara kita mengendalikan media sosial dan konten-konten apa yang kita minati. Apakah cocok atau nggak untuk mengisi posisi tertentu yang mereka butuhkan.


Misal, nih. Ketika ingin bergabung dalam team dari Field Services Technician pada sebuah perusahaan perminyakan. Selain diutamakan graduate dari Jurusan Teknik Perminyakan, pekerjaan ini tentu membutuhkan mereka yang terbiasa melakukan aktivitas-aktivitas outdoor seperti mountain climbing, sebab pekerjaan ini menuntut para pekerjanya untuk selalu stamina secara fisik. Maka, tiap hari mengunggah foto selfie beserta caption galau bukanlah hal yang tepat untuk dilakukan :)


Lalu se-krusial itukah membangun personal brand ??? Buat saya membangun personal brand itu sangat penting. Kita ingin dikenal sebagai orang yang seperti apa. Kalo ingin dikenal sebagai penulis, juru foto, pengajar, atau pehobi olahraga, misalnya. Kurang tepat ya rasanya kalo yang tiap hari kita unggah dan obrolin di media sosial justru nggak jauh-jauh dari makeup, skin care, atau mode pakaian kekinian.


Maka, yang saya lakukan adalah membuat personal website sebagai ruang berdialog dan berproses dengan diri, berbagi apa pun yang saya suka. Sesekali keluar dari konten bolehlah. Kebetulan saya doyan makan, hahahaa. Jadi, lebih baik cari cara bagaimana kita ingin dikenal oleh publik dengan citra diri yang benar-benar melekat.


Nge-blog ? Yooook ~

Monday, July 31, 2017

Rumput Hotel Resort & Resto Yogyakarta


Like I said, a lot of place we'd planned on going were closed for the reason. Me and my husband usually visit a place because of its natural beauty, and Jogjakarta has no shortage of hotels will make our rounds and seeing them a whole day of fun. Not excessive if I have to say I see my dreams of fantastic honeymoon here. As a promised, I finally share our experience staying at Rumput Hotel Resort & Resto on my blog...











Positioned in 30 minutes from Malioboro and 20 minutes from Adisutjipto Airport, The Rumput Hotel is one of a natural and beautiful hotel in Jogjakarta. Believe me, just the act of walking around the hotel ; the verdant green, the incredibly charming ethnical houses, the wooden table and chair did much to shed away our exhaustion. The vibe of the hotel was so relaxed. We got to enjoy the scenery in peace. Other makes this place so special are the staff, I feel like I'm visiting very cool family friends. Truly the environmentally friendly hotel.






Yeah, they are manifest the whole concept of eco-labelling in tourism. In the morning, breakfast at 7 am, I'm sipping hot tea and my husband with a cup of black coffee. We are devouring some delicious organic food ; wheat bread with pineapple jam, pudding without sugar, mushroom sushi, and some fruits. It was perfect but don't look for meat here, LOL....






The Rumput Hotel was a magical place that I absolutely fell in love since the first day we were here. The place that I won't forget and will go back to. We left this hotel with heart full of happiness. I'd suggest for every couple in marriage Rumput Hotel Resort & Resto. They will make you fall in love with each other all over again...









(Photo by IPhone 7plus)


Rumput Hotel Resort & Resto
  • Location : Jalan Cempaka Baru no 28, Condong Catur, Sleman, Yogyakarta
  • Phone : 0274 889798

Sunday, July 2, 2017

SUV atau Sedan ???


Memilih dan memutuskan untuk membeli mobil pribadi itu ternyata nggak mudah. Apalagi untuk orang yang punya postur tubuh tinggi seperti Paksu. Sebab untuk dapat posisi duduk yang enak bagi orang yang tinggi badannya di atas rata-rata memang cukup sulit. Dilemanya, terkadang posisi kaki jadi kurang leluasa karena lutut hampir menyentuh kontak starter mobil atau posisi kepala yang sedikit mengenai plafon mobil. 


Jadi, ketika beberapa bulan lalu kami ingin membeli mobil, SUV All New CRV Generasi 4 ini berhasil meluluhkan hati Paksu. Dengan tinggi badannya yang berkisar 185 cm, dia merasa lebih leluasa saat mengendarai mobil tipe SUV dibandingkan mobil tipe sedan karena dimensi-nya yang lebih besar sehingga leg room dan head room nya lebih lega. Higher seating dan comfortable. Dia juga jadi nampak lebih kece :)




Tuesday, June 20, 2017

Menikah & Punya Anak Itu Bukan Kompetisi


Sepanjang hidup, kita akan selalu berhadapan dengan 'kompetisi'. Mulai dari hal yang umum seperti kompetisi dunia kerja dan kompetisi bisnis, sampai hal yang sifatnya personal seperti menikah dan punya anak. Ya, nyatanya saudara atau teman sebaya yang lebih dulu menikah dan punya anak dianggap lebih unggul dibanding yang belum :)




Agustus tahun ini, saya dan suami masuk ke usia pernikahan kedua. Pertanyaan "udah isi belum" makin sering saya terima dari teman sebaya atau keluarga yang mungkin sudah punya anak lima. Nyinyiran dari orang-orang yang memantau kehidupan saya dan suami dari kejauhan. Sindiran dari orang-orang yang memang "bersebrangan" dengan saya. Mereka tau apa, sih :)

Sunday, May 28, 2017

Bowl-Ling Fruit Bar Yogyakarta (Chapter II)


Over a year ago, I've been writing about one of my favorite fruit bar in Jogjakarta. If you 're a huge fan of fruit juice or smoothie, there's a fruit bar serves fresh fruit soup juice which has best selection of fruits. This place has quickly become one of the Yogyakarta's most popular fruit bars. It's name Bowl-Ling Fruit Bar 


This cafe offers fresh fruit soup, juices, and it has an admirable smoothie list. I'm especially in love with their "Happy Ling" (slice of apple, strawberry, chocolate cereal, and creamy chocolate smoothie). Everything just tastes so fresh and so delicious. I absolutely love it.

Saturday, May 27, 2017

Resto Ikan Bakar Cianjur Yogyakarta





Salah satu alternatif pengisi liburan yang ideal buat gue adalah kuliner bareng keluarga. Libur kamis kemarin, sehari sebelum puasa Ramadhan, kami ber-enam mengisinya dengan pergi makan siang bareng, sekaligus graduation party adik laki-laki gue dan birthday party suami gue, di salah satu resto yang spesialis menyajikan menu ikan bakar, yaitu Resto Ikan Bakar Cianjur Yogyakarta. 


Dari semua ikan yang pernah gue makan nih, rasanya belum lengkap menyantap menu bakaran tanpa memesan Ikan Gurame. Nah... disini kami memesan 1 ekor Gurame Bakar (Rp. 88.000) dan 1 ekor Gurame Pesmol (Rp. 88.000). Nasi Putih (Rp. 80.000 / 10 porsi) dan juga Tumis Kangkung (Rp. 22.000), Lalapan Segar (Rp. 30.000 / 3 porsi), Tumis Kailan (Rp. 22.000), Tahu Goreng (Rp. 8.000) sebagai menu pendamping. Untuk minumannya kami pesan yang segar-segar aja, ada Es Cianjur (Rp. 40.000 / 2 porsi), Es Alpukat (Rp. 20.000), Es Kelapa Muda (Rp. 16.000), Es Cincao Hitam (Rp. 12.000), Es Teh Manis & Tawar ( Rp. 12.000)


Gurame Bakarnya nggak beraroma amis dan berbau tanah sama sekali, pas banget dicocol dengan sambal terasi tomat segar. Penggemar ikan bakar jangan sampai melewatkan ikan bakar lezat bumbu kuning khas Cianjur, Gurame Pesmol. Melihat penampakannya aja sudah bikin semua makhluk di perut gue riang berdansa. Apalagi dipadu dengan rawit, rasanya jadi semakin nikmat menggigit. Menu ini memang most wanted orang-orang saat makan di Resto Ikan Bakar Cianjur. Aiiih, sedapnyaaa !




Wednesday, May 3, 2017

Richeese Factory Solo


You should really know that Solo is a great place full of good food paradise. There's a new popular fast food restaurant in Solo. Like the most popular fast food restaurant, Richeese Factory also serves fried chicken as the main menu. You can enjoy fried chicken with cheese sauce and red-brown hot sauce to feel the burning sensation. 

Harusnya kalian tau banget kalau Solo itu kota keren surganya makanan enak. Ada restoran fast food baru yang lagi populer banget di Solo. Seperti restoran cepat saji yang populer itu, Richeese Factory juga menyuguhkan ayam goreng sebagai menu utama. Disini lo bisa nikmatin ayam goreng tepung topping saus keju dan saus pedas berwarna merah kecokelatan untuk merasakan sensasi pedasnya.






Thursday, April 27, 2017

Point Penting yang Wajib Banget Diperhatikan Saat Memilih Mobil


Cerita hidup saya sebagai seorang istri memasuki tahun kedua di 2017 ini. Tak terlalu banyak yang berubah. Namun, satu hal yang cukup menarik adalah beberapa rencana yang kami buat diawal pernikahan, satu per satu mulai terwujud. Alhamdulillah...


Awalnya, keinginan untuk punya kendaraan pribadi masih jauh dari impian, karena kebetulan di rumah (mertua) sudah ada mobil yang sebetulnya bisa kami pakai kapan saja. Tapi, yang namanya bukan milik sendiri, tetap saja nggak enak doooonk. Singkat cerita, kami memutuskan untuk membeli mobil pribadi dari uang-uang kecil yang kami simpan. Dan kami sepakat untuk tidak membeli mobil baru :)


Setelah beberapa kali diskusi, mendengar banyak pertimbangan dari orang-orang terdekat, berikut yang jadi point penting buat kami saat memilih mobil :





Sunday, April 2, 2017

Pepper Lunch Restaurant


The popularity of beef and chicken has to do with the fact that it tastes good and also a convenient source of high protein which all the people need. It was eaten over most of people in the world. But not all beef and chicken is created equal. The preparation and serving style can have a big impact on how delicious the beef and chicken really is. So before I get bored when I ate those beef and chicken, I'll have my choice to Pepper Lunch.


Have you ever eaten at Pepper Lunch Restaurant ??? This restaurant specializes in sizzling chicken and beef steak pepper which serves on a hot metal plate. Those hot metal plate keep the food warm right through to the end of my meal. There's a paper protection round the plate to warn their customer about the super heat which makes me more careful when I'm eating.


The chicken and beef are pre-cut into stripes. They comes with a scattering of beans and corn. Well, for more delicious make sure to add the black pepper and the garlic soy sauce !






Saturday, April 1, 2017

Sweet Saturday : Macaroons Love


Macaroons have been around for a long time. It's reminds me to a Parisian cookie. I have a love affair with this little cute cookie. Now, the shops popping up all over the place. I know this because during my time in Surabaya (East Java, Indonesia), there's always room for me to find a pretty little macaroons. I had several times and memories when I bought a pack of macaroons in a beautiful bakery called Bakerzin. I've tried few flavor macaroons at there and I get my expectation when I ate them. 





Tuesday, March 28, 2017

Untuk Mereka yang Memilih Tinggal Bersama / Selalu Dekat dengan Orang Tua


Ya, setiap manusia selalu dilahirkan untuk dihadapkan pada pilihan. Pilihan yang harus diambil dengan penuh kesadaran. Seperti mereka yang (setelah menikah) memilih untuk tetap tinggal bersama atau dekat dengan orang tua. Kerap kali dianggap takut mengambil resiko besar dan dianggap belum bisa mandiri dibandingkan mereka yang berani angkat kaki dan tinggal jauh dari rumah. Dianggap cari aman karena takut keluar dari zona nyaman. Padahal sebuah pilihan sejatinya diambil bukan tanpa resiko dan alasan......





  • Seiring bertambahnya usia kita, usia orang tua juga semakin menuju senja. Mungkin dulu mereka masih sanggup melakukan banyak kegiatan seorang diri, namun diusia senjanya tak bisa dipungkiri mereka pasti membutuhkan bantuan dari anak-anaknya dalam banyak hal. Karenanya orang tua tetap jadi prioritas utama dan salah seorang anaknya harus tetap tinggal untuk berjaga. Berbahagialah karena masih diberi kesempatan berbakti pada orang tua :)


Sunday, February 26, 2017

Pemancingan Janti & Lezatnya Gurame Bakar Kecap


Menjadi bagian dari provinsi Jawa Tengah, Klaten punya moto sebagai kota "Klabers" alias "Klaten Bersinar" yaitu bersih, sehat, indah, nyaman, dan rapi. Menurut cerita yang beredar, julukan itu diberikan karena Klaten punya sumber mata air yang bersih, sehat, juga alamnya yang cantik. Bahkan, Candi Prambanan dan Plaosan yang kita semua tau sangat bersejarah itu berada dalam wilayah kabupaten Klaten.


Tapi nggak hanya itu keistimewaan kota Klaten, loh. Seperti kota-kota lainnya, Klaten juga memiliki objek wisata yang bisa teman-teman explore. Salah satu yang baru aja gue kunjungi adalah arena Pemancingan Janti.






Cerita yang gue dengar dari suami, sebenarnya Janti adalah nama salah satu desa di Klaten yang memiliki cukup banyak tempat pemancingan serta resto yang menawarkan aneka olahan ikan. Jadi selain aktivitas memancing, teman-teman bisa dengan leluasa menikmati kuliner yang memanjakan lidah.


Selepas ceremonial wisuda si suami kemarin, kami berempat sepakat untuk istirahat sambil makan siang di desa Janti. Kata suami, jarak antara Solo - Desa Janti sebenarnya nggak terlalu jauh, hanya butuh waktu kira-kira 45 menit sampai 1 jam, dan kami pun berangkat sebelum masuk waktu Dhuhur. Cukup lama berputar-putar dan merasa mobil sudah nggak memiliki cukup bahan bakar akhirnya kami memutuskan mampir di SPBU yang kebetulan dilewati. Setelah mengisi bahan bakar dan dapat informasi yang cukup dari salah seorang karyawan, kami pun melanjutkan perjalanan.


Suami pun cukup terkejut melihat kondisi Pemancingan Janti berbeda dari terakhir kali dia kunjungi, lebih dari 10 tahun lalu. Meski pun jalan menuju ke tempat pemancingan udah nggak berbatu layaknya dulu, tapi hampir seluruh tempat pemancingan terlihat sangat sepi. Kabar yang beredar, beberapa tempat pemancingan terpaksa gulung tikar.


Well, berhentilah kami di Pemancingan Sempulur 2000 Janti. Awalnya agak ragu untuk masuk karena tempatnya yang sedikit gelap dan nggak nampak satu pun kendaraan tamu selain kami. Tapi akhirnya kami tetap memilih tempat ini. Yang ada dibenak saya sebelum masuk, kami harus memancing dulu sebelum hasil tangkapannya diolah. Ternyata gue salah duga !


Setelah mengambil spot lesehan di depan kolam renang, kami hanya tinggal duduk manis dan memesan menu yang tersedia. Ada gurame bakar / goreng, mujaer bakar / goreng, nila bakar / goreng, kakap bakar / goreng dan lainnya. Dan gurame bakar kecap yang jadi pilihan kami. Yeay !








Daging ikan gurame-nya gurih dan empuk juga punya cita rasa khas ikan bakar umumnya. Penyajiannya cukup sederhana dengan seporsi sambel matang dan sambel bawang. Lalu ikan dan sambal yang kami pesan disantap dengan sebakul nasi hangat. 9 bintang dari kami ^^


Bagi teman-teman luar kota Klaten yang suka aktivitas memancing atau sekedar ingin menikmati aneka olahan ikan di tempat yang jauh dari kebisingan, coba deh ke arena Pemancingan Janti :)



(Photo by Canon EOS M5)

Thursday, February 16, 2017

Nike ! My Favorite Brand of Sneakers


Most women claim to love high heels even though it hurts and makes them uncomfortable, LOL. They say heels are the most important women accessory beside lipstick. They can't stay away from them. But I don't think so. To be perfectly honest, I just have two or three but I've never owned a comfortable pair of heels for my feet. Well, I just feel more comfortable by using sneakers.


Let me tell you first. This article is not sponsored by Nike by the way, all opinions are pure my own because I only review brands and product that I truly love. It is no secret that Nike is my favorite sport shoe brand. I really do love my Nike sport shoes. Yes, Nike always gives some stylish & perfect touch for me. When I'm look in the mirror, I feel pride to wear it. It makes any outfit fun and sporty.






Wednesday, February 15, 2017

Getting Married and Staying Happy in a Long Term Relationship


As you see, my husband had an amazing opportunity to pursue a Master Degree and he get to do his thesis for free which is pretty unbelievable. I also had a career in journalism for 3 years. We are currently living 170 miles away from each other as a best friend.


Like most people, I regularly asked some of my friend to share their advice from their own marriage on how they feel after entering into marriage and what happens the day after. Surprising me ! Some of their experience was scared me. They say don't expecting the marriage to solve of your problem but the marriage actually creating a new problem for your life. It's sound so complicated and annoyed me, huh !


Under these circumstance, we decided to get married between the two years of his master program. Some people supporting us and some people doubt our ability to survive. But we were not to concerned with that. Because my dad and my close friends completely supportive of my decision. And I truly believe that God doesn't charge someone more than its capacity. With pressure from those around, both of us continued to struggle with Bismillah...






You know, me and my husband very different in a lot of ways. More than that, we had whole different cultural background, different character, different habit, and different perspective for life. When we started make a new life and living together, the change takes place at so many levels. From a change in behavior, change in speech, change of thinking, a change in lifestyle, until our body shape changes, lol. Even sometimes we had different opinions and still maintain our arguments, but it's okey :)


After marriage, my husband and my family were becoming on my first priority. I want to dedicate full of my time for them. He always support me for taking the risk when I left my job. This is probably the most difficult. But he gave me understanding that instead of wasting my time obsessing over something beyond my control, more better if I would prefer to take care of my family and educating our children in the future. Manage all they necessity most of the time and whatever their primary needs are always comes first before mine.


Now we are happy live in the same home and sleep in the same bed, hihiiii. Love each other by Allah's sake. Grateful by each other. Everyday, we constantly keep waking up before Fajr Adhan and going to the mosque together. After we have prayed, he always make time to recite The Qur'an while I takes time to home duties. But if I don't read my Qur'an after Fajr, I read it after Dhuha. Yeah... we always spending a quality time together to be communicated for what we had done on a daily.


After my dad, my husband will be the first one to believe me that I could have done better. He always told me to be the bigger person no matter how they will treat me poorly, when they are trying to bring me down. By tell me to never revenge, he has shaped me into the woman that I'm today. He merely pointed the way without talk too much. All I can say that we've been very happily married for almost 2 years and forever Insya Allah. I'm so grateful how God returned him to me.


Now he has completed his master program and I find a "new" job in home. Enjoy blogging as great place where I could see how I am, write something big that I truly believe. God will not let go waste the reward of our effort.


So... Finding the right person who help you to get closer to God and always remind you to God. Be together for the right reason. Surround yourself with good people and focus on something good in life. Yeay !



(Photo by Canon EOS M5)

Saturday, January 21, 2017

Ambivert Personality, So What ??!!


From I started my blog in 2012 until now, maybe you know that I've been shared so much about who I am. About my my daily life, my culinary adventure, my passion and lifestyle. That's why I called my site The Lifeline


But as much as I like to publish more story of my life on public, you may be surprised to know that in real life I'm an ambivert. I never call myself an extrovert or introvert. I truly feel somewhere in the middle between them, yes I'm identifies as an ambivert.






  • I usually prefer alone in my free time, but I'm also sociable for some reasons, lol.
  • At some moment I like more talking but I'm also comfortable more listening
  • I need some friend around me, but sometimes I'm happy being alone and I'm not feeling lonely.
  • I'm interest meet with new people, but I'm selective for making new friendship and it's okey if I don't have many friends.
  • People often see me as completely and extroverted because they see it gets the most in me, but from the other side of me I love stay at my room alone for reading and writing all day long. 


I'm the kind of person who love hanging out one on one, or only twos, or threes with my close friend better than in groups. It makes me more intimate with her/him/them. I get a chance to care and listening each other than a group can contribute. Like this, just a little bit friend, they are really know me well, we have a best time when we go out, and I have tons of happines with them :)












We always meet and eat together :)



(Photo By Iphone 5S)

Monday, January 16, 2017

Review : The Body Shop Seaweed Deep Cleansing Facial Wash


Basically I have dry skin combined with oh oily skin at t-zone areas on my face, covered in oil especially around my nose. It's complicated, that means I must caring different part of my face differently. Less oily on the oily area and smoothed the dry area on my face.


I use Seaweed Deep Cleansing Facial Wash every morning, shortly after 'wudhu', and every night before I go to sleep. It is the suitable facial care product for my skin type and works too well. For oil control, it has cleared up my skin from those nasty oil on my nose and keep the oil under control. It helps lock in moisture to make my dry area on my face extra soft and smooth.





Sunday, January 15, 2017

Review : The Body Shop Moringa Shower Gel


Hello Everyone...


Today I would love to share with all of you about a bath & body product Moringa Shower Gel from The Body Shop.







I've been using Moringa Shower Gel approximately 2 years and I've got to say I love it. Moringa has a tropical white floral appeal. It also has an orange blossom and jasmine fragrance. The shower gel comes in a transparent mid size bottle and travel friendly, and it's looks golden yellow like a lemon. The first thing attracted me to this product was the smell. I absolutely adore with the smell. The moment when I smelled it at the store, my impression was of smell refresh and I feel it will be a pleasant shower experience.



Saturday, January 14, 2017

Tempo Gelato Jogjakarta


Last Saturday after paying taxes, we made our way to the gelataria, it's name Tempo Gelato. Popular with locals and tourist, Tempo Gelato has been perfecting their gelato since opening their shop in Jogjakarta. This gelataria serves the freshest and high quality gelato with so many appealing flavors. It was very different in taste and texture from the normal ice cream, because gelato uses more milk than cream and has a smooth texture.


I'm pleased to announce that I recently had a cone of gelato in Tempo Gelato. Two flavors of Gelato came in impressive round shaped on cone. The marriage between dragon fruit and avocado is particularly fabulous. But I was a fan of their caramel gelato. Oooh well... no need to worry about water, if you're thirsty they provide mineral water for free !