Sunday, August 6, 2017

Personal Branding di Media Sosial


Reuni memang lazimnya diisi dengan berbagai acara. Momen yang baik untuk silaturahmi, berbagi inspirasi, bertukar informasi, makan bersama, hingga acara sharing terbuka.


Dari cerita mas suami, ada satu yang menarik perhatian saya. Professor Suyitno memberi materi tentang personal branding saat menjadi keynote speaker pada acara temu alumni tersebut :)






Kalo mendengar kata media sosial, pasti yang langsung terlintas dalam benak anak kekinian adalah Facebook, Twitter, Instagram, Line, Whatsapp, Path, dan sejenisnya. Sebagai media komunikasi, media sosial memberi banyak sekali kemudahan. Kita dapat berbagi atau menerima informasi dengan cepat dari interaksi kita dengan pengguna media sosial lainnya. Konten yang disajikan pun beragam, mulai dari book review, passion and lifestyle, life lessons, dan lainnya.


Apalagi di era konvergensi media saat ini, begitu mudah dan cepatnya kita mengakses media sosial. Orang lain juga dengan mudah memberi penilaian tentang kita dari dokumentasi aktivitas apapun yang kita tampilkan. Mereka bebas beropini selaras dengan apa yang mereka pikirkan. Ya ! kita tau betul bagaimana media sosial memberi kita ruang untuk bebas berekspresi.


Melalui media sosial yang kita punya, apapun yang kita obrolkan dan diskusikan berulang-ulang, lama kelamaan akan membentuk citra diri kita, cermin pribadi kita. Dari album foto, dari aktivitas kita bersama rekan dan keluarga, atau dari kreatifitas kita menyebar kata. Kita pun bebas membentuk impression yang ingin ditampilkan dan menggiring opini publik tentang diri kita. 


Ternyata semakin banyak juga Perusahaan Multinasional menggunakan media sosial untuk menyeleksi para job applicants yang akan bekerja untuk perusahaan mereka. Para staf rekruitmen ini memantau aktivitas dan fitur-fitur di media sosial kita untuk mengetahui bagaimana cara kita mengendalikan media sosial dan konten-konten apa yang kita minati. Apakah cocok atau nggak untuk mengisi posisi tertentu yang mereka butuhkan.


Misal, nih. Ketika ingin bergabung dalam team dari Field Services Technician pada sebuah perusahaan perminyakan. Selain diutamakan graduate dari Jurusan Teknik Perminyakan, pekerjaan ini tentu membutuhkan mereka yang terbiasa melakukan aktivitas-aktivitas outdoor seperti mountain climbing, sebab pekerjaan ini menuntut para pekerjanya untuk selalu stamina secara fisik. Maka, tiap hari mengunggah foto selfie beserta caption galau bukanlah hal yang tepat untuk dilakukan :)


Lalu se-krusial itukah membangun personal brand ??? Buat saya membangun personal brand itu sangat penting. Kita ingin dikenal sebagai orang yang seperti apa. Kalo ingin dikenal sebagai penulis, juru foto, pengajar, atau pehobi olahraga, misalnya. Kurang tepat ya rasanya kalo yang tiap hari kita unggah dan obrolin di media sosial justru nggak jauh-jauh dari makeup, skin care, atau mode pakaian kekinian.


Maka, yang saya lakukan adalah membuat personal website sebagai ruang berdialog dan berproses dengan diri, berbagi apa pun yang saya suka. Sesekali keluar dari konten bolehlah. Kebetulan saya doyan makan, hahahaa. Jadi, lebih baik cari cara bagaimana kita ingin dikenal oleh publik dengan citra diri yang benar-benar melekat.


Nge-blog ? Yooook ~