Saturday, December 6, 2025

Mencintai dan Mempertahankan yang Nyaris Hilang

 

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ


Jumat 15 Jumadil Akhir 1447 Hijriah, menjadi penanda selesainya pelaksanaan Asesmen Sumatif Akhir Semester satu di sekolah Diba. Ada perasaan lega bercampur haru. Rasa-rasanya baru kemarin dia belajar di Al-A'raaf dan sekarang sudah berjalan satu semester di Fatahillah.


Melihatnya setiap hari bertumbuh menjadi pribadi yang berbeda yang insya Allah semakin baik. Dia yang memulai semuanya dengan penuh keyakinan dan dalam perjalanannya berusaha menempa diri dengan keikhlasan. Sebab, keraguan bukan milik mereka yang bersungguh-sungguh atas apa yang dicintainya.




... Sungguh telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan kitab yang nyata. Dengan kitab itulah, Allah membimbing orang-orang yang mengikuti keridhoan-Nya ke jalan-jalan keselamatan, mengeluarkan mereka dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan izin-Nya dan kembali pada jalan yang lurus (QS. Al-Maidah ayat 15-16)



Sejak mulai belajar di sekolah dasar, nampaknya ia cukup tertarik dengan pelajaran berhitung. Entah apa yang mengusiknya, ia selalu menuntaskan rasa penasarannya sepulang sekolah. Ia buka kembali bukunya, dia ambil pensilnya sambil dia mainkan jari-jarinya. Tak terlihat seperti beban, biasa saja. Barangkali, baginya matematika itu asyik. Sama seperti menggambar dan mewarnai yang biasa dia lakukan kala mengisi waktu luang.


Tapi, satu hal yang paling membahagiakan dan membuat haru sejadi-jadinya adalah ia tak pernah melupakan hafalannya. Bahkan, tanpa sadar, hafalan itu kerap kali keluar sendiri dari mulutnya. Rasanya penuh syukur sebab ia berada di lingkungan sekolah yang kondusif serta di kelilingi oleh pengampu, ustad ustadzah dan teman-teman dengan tujuan yang sama ; belajar ilmu Dien dan menghafal Kitabullah. 


Alhamdulillah ini adalah tahun ketiganya. Tahun pertama di sekolah dasar dan sekolah memulainya kembali dari awal. Dia seseorang yang cepat mengingat tapi suka tak percaya diri memulai. Surah Al-Fajr', misalnya. Sebetulnya dia sudah hafal dan masih hafal, tapi tetap harus diberi clue awalan untuk memulainya. Dia justru lebih mudah menghafal surah yang jumlah ayatnya sedikit meski bacaan per-ayatnya panjang seperti Al-Bayyinah. Sementara untuk murojaah, dia seperti membuat 'metode'nya sendiri. Dia suka mengulang hafalannya dari surah-surah yang dibacakan oleh ustad ketika berjamaah Magrib dan Isya di masjid (beliau kerap menggunakan surah-surah Wasath Mufhasal). Sebuah 'metode' anak kecil yang baginya menyenangkan dan memudahkan. Dan semester satu ini selesai di surah Al-Ghosyiyah ❤


Tetapi, ia tetaplah anak manis dengan dunianya, ia tetaplah perempuan kecil biasa. Ia tak bisa murojaah sendirian, tak bisa mutqin sendirian, tak bisa istiqomah sendirian. Ada kalanya fokusnya terganggu, keadaan hatinya porak poranda, semangatnya meredup, moodnya terjun payung sampai mara-mara sendiri. Terkadang ia juga kepayahan sebab mengulang ayat berkali-kali tapi tak kunjung lekat dalam ingatan. Mempertahankan yang nyaris hilang. Patah hatinya nembuuuus sekali. Maka, akan menjadi tugas orang-orang terdekatnya untuk terus mendampinginya, menguatkannya, mengevaluasi, ikut menghafal bersamanya dan mendukungnya habis-habisan. Agar ia selalu kembali kepada ayat-ayat Allah dan tetap merasakan nikmat hafalan itu dalam hatinya. 


(Baca Juga Kisahnya : Memulai Perjalanan Menghafal)


Tetapi, ini bukan hanya tentang menghafal. Melainkan juga upayanya untuk jatuh cinta berkali-kali dan mencintai dengan kesungguhan hati. Mengimani, memuliakan serta menjaga ayat-ayat suci Al-Qur'an


Dia tak terlahir dari keluarga penghafal Al-Qur'an. Meski saat ini ia memiliki pencapaian sebab karunia Allah, namun jangan bayangkan pula ia seseorang dengan hafalan yang banyak. Ia masih jauh dari kata itu dan banyak yang jauh lebih baik darinya. Tapi, alhamdulillah, semakin ke sini semakin baik. 


Jika ada satu anggota keluarga yang kelak akan menjadi syafaat bagi kedua orang tua dan keluarganya, mudah-mudahan orang itu adalah dia. Dia yang akan menjadi kebanggaan di hadapan Allah Ta'ala yang kelak kembali pulang kepada Rabb-nya dengan bangga pula. 


Semoga Allah jaga selalu hafalannya, Allah jaga akhlaknya, Allah jaga ibadahnya, Allah ridhoi upayanya untuk menjadi bagian dari orang-orang yang menghafal dan menjaga Al-Qur'an. Laa Hawlaa Walla Quwwatta Illaa Billah ~