Tuesday, May 14, 2019

Minimalis itu Tentang Belajar Memaknai Value


Sejak remaja, aku adalah perempuan yang tak suka banyak distraksi. Tak mau punya banyak baju. Tak mau bersusah payah berpikir lama ingin pakai baju apa saat hendak keluar rumah.



Beda cerita dengan sepatu. Dulu aku suka banget berburu sepatu. Udah out of control banget lah. Bagiku saat itu, sepatu nggak hanya sekedar alas kaki, tapi juga investasi. Bahkan aku punya satu lemari khusus yang aku dedikasikan sebagai tempat aman untuk sepatu-sepatuku. Tapi yang sering banget aku pakai ya itu-itu aja. Hingga lama-lama aku sadar bahwa nggak semua sepatu itu terpakai.









Sejak menikah & belajar mengatur hidup, ketertarikanku terhadap sepatu pelan-pelan aku kurangi. Aku mulai mengurangi kegiatan berbelanja sepatu. Mulai menyortir semua sepatu yang ku punya. Berat banget, sis. Karena semuanya masih dalam kondisi baik, terawat dan tersimpan dengan baik. Setelah kegiatan menyortir selesai, aku hubungi seorang teman yang bersedia menyalurkan sepatu-sepatuku pada orang-orang yang tepat : cocok, bersedia memakai dan merawatnya.



Ternyata, ketika aku rela melepaskan koleksi sepatu yang punya history & nilai emosional tersendiri untukku, rasanya jadi lebih ringan & bahagia. Sekarang sepatuku hanya tersisa dua pasang & keduanya adalah sepatu yang benar-benar aku suka.



Menyimpan apa yang paling esensial buatku :)