Tuesday, June 30, 2020

Yang Tak Terbatas Pemaklumannya



Barangkali, sebagianmu masih satu suara, berpikir bahwa sebuah pencapaian adalah apa-apa yang nampak oleh mata, tentang mimpi-mimpi yang jadi nyata. Dari tiada menjadi ada, dari tak dikenal menjadi ternama, dari bawah hingga jadi juara. Sibuk berkembang diri dan meninggi. Hingga sebagian energi habis karena merisaukan perkara-perkara yang tak punya terminal henti.





Sementara gagal, banyak sekali interpretasinya. Masih melajang saat usia dua puluh lima, telah 'melahirkan' banyak hal tapi tak bisa ikut berkontribusi menambah jumlah angka manusia, memilih tak bekerja layaknya mereka di luar sana, tak ikut dalam circle orang-orang yang dianggap penting di dunia nyata.


Manusia seolah dipaksa berkompetisi, menggapai dan memamerkan sesuatu, sampai-sampai jadi candu apresiasi.


Sebetulnya, tak salah memberi kaki pada mimpi, tak salah menjejaki mimpi sesuai inginnya hati. Yang salah adalah ketika manusia kehilangan keyakinan dan kebaikan saat tak hidup dalam keberlebihan.


Kalo sudah begini, jangan-jangan lupa lega hati itu apa.


Padahal, berulang kali mendengar :



Untuk urusan dunia, berjalan sajalah, tak perlu lelah berlari. Sementara urusan akhirat, berlarilah, sampai tak sadar apa itu lelah. Hingga pencapaian terbaikmu adalah bertakwa sebagai hamba-Nya. Sudah bukan kelasnya dibuat pening oleh sesuatu yang sifatnya sementara. 



Begitupun makna soal hati. Tidak semua perasaan pantas dibalas dengan perhatian. Ada yang harus dikorbankan, ada yang harus dilupakan, ada yang harus dimaafkan. Satu-satunya yang pantas kita beri perhatian adalah yang tak terbatas pemaklumannya. Dan kita tau siapa DIA.



Bahwa siapapun yang menjadikan DIA satu-satunya tujuan, maka DIA akan memudahkan segala urusannya, menjadikan kebaikan semua yang keluar dari kata dan lakunya.


Duh... udah tau begitu, masih saja sekuat ini kamu menggenggam erat dunia. Banyak ngeluhnya pulak !


Dasar aku ~