Di dunia yang begitu luas ini, ayah dan ibu bertemu atas izin-Nya. Ibu yang tertarik mengamati dan memahami perilaku manusia lain, kala itu melihat bahwa ayahmu laki-laki yang hadirnya paling jelas namun tetap tenang dalam jarak.
Kami memilih berjalan bersama, bukan karena kami paham tentang dunia dengan segala isinya, melainkan karena kami yakin bahwa dunia memang tempat bagi manusia seperti kami untuk belajar. Meraba, menerka, mencoba, salah dan mengulang kembali. Terseok, tertatih, terbentur, terjatuh, berdiri kembali. Bersama banyak sekali pelajaran yang mendewasakan dan doa-doa yang tak akan pernah selesai.
Nak, dunia yang asing bagimu ini, dahulu Dia ciptakan sebagai tempat yang baik. Terbuka, mengalir, berproses, yaaa... dunia bekerja dengan cara demikian. Sehingga kami perlu mengenalkannya kepadamu. Bukan karena kami lebih tahu, tetapi karena kami sudah lebih dulu diberi pilihan : ikuti yang Dia perintahkan dan jauhi yang Dia larang. Semua agar jalanmu lebih terang dan lapang. Jika saat dewasa nanti kamu melihat dunia ini kian sesak, ramai dan sibuk oleh manusia-manusia yang terus berlari menghidupi ambisi, menepilah sebentar. Kuat ya, sebab memang dunia yang baru kamu kenal ini adalah tempat ujian, bukan tujuan.
Betul bahwa tenang dan lapang itu selalu ada. Sebab Dia yang memberinya. Namun, seberapapun kamu menginginkan tenang dan lapang itu selalu ada, ia tidak akan hadir selamanya. Ada kalanya, kamu akan merasa berjuang sendiri sebab di luar sana begitu banyak hal melelahkan hati. Barangkali, akan ada yang tidak menyukaimu dan itu tak mengapa. Kembalilah pada Allah, nak. Mintalah selalu pertolongan-Nya agar dimampukan melewati setiap cerita dengan sebaik-baiknya. Mintalah tenang dan lapang itu kembali. Tunggulah, Dia akan perbaiki keadaannya. Kelak kamu akan tahu bahwa semua kisah akan baik pada akhirnya.
Tumbuhlah dengan baik, nak. Lebih baik dari kami, lebih tinggi dari kami. Jaga selalu nikmat iman dan sehat yang telah Dia beri. Tumbuhlah bahagia mendewasa bersama kami dan mereka yang juga menyayangimu. Tetaplah menjadi baik, pada dirimu sendiri dan pada manusia lain. Teruslah belajar menjadi sebaik-baik manusia dan hamba. Tetaplah bersinar terang namun meneduhkan sepanjang garis waktumu.
We love you, Faradiba & Farabiy ~