The Sky Was Blue for Almost 5 Years They Were Together

This is just a story about a woman, a man, and inevitable truth into one's...

There were two people, born and grew up. To her, he was the 1/2 of her world.

Just like the sea, he is just too soft and subdued inside. Calm and no ambition. He chose to stay inside, rather than to freely swim around the sea.

He got a pair of mysterious deep brown eyes. The ones that made him do his best taking the time to comfort people around him instead of trying to provide immediate solution to moral problems. 

He couldn't let a day wasted without a cup of black coffee. No, no, he's not smoker. Coffee was his one and only addiction, even he knew about affection :)

She can't trust, not that she's not capable of it, she was not sure of her ability to love someone anymore.

And then he entered into her small world. She saw him, he's really like her own dad (lol). He was always nice to her. The next thing she remembered was her heart turned to be much harder to open. For her, he's the definition of 'a good friend'.

Until finally she said 'yes'......

She tried to think what it was that made her fall into him. They shaped mutual values. She feel deep because simply he's the kindest person she ever knew. At least, for her small world.

After hundred days of distance, they decided to bring it to the next. Sat beside each other.

Until now.....

The sky was blue for almost 5 years they were together ~

Keyakinan-keyakinan yang Tak Perlu Dikomersilkan

Beberapa waktu lalu, kami mengisi tangki bahan bakar mobil kami yang sudah mendekati 'garis' finish. Pada saat membayar sejumlah uang, entah kenapa mendadak saya agak memikirkan 'nilai' rupiah yang kami bayarkan. Uang seratus lima puluh ribu hanya menaikkan dua strip penunjuk BBM di speedometer ! Padahal beberapa tahun lalu, dengan jumlah uang yang sama, bisa digunakan untuk mengisi lebih dari itu.

Begitu cepatnya inflasi berjalan. Begitu banyak hal berubah, cepat atau lambat. Pelaku usaha makanan yang paling rentan menaikkan harga. Salah satu penjual di kedai makan langganan saya bahkan sempat berbisik : "Ayam gorengnya naik seribu, apa-apa serba naik". Cukup lega karena harganya masih masuk akal untuk para pekerja bangunan yang sering makan di kedai tersebut.


Sebab saya cukup yakin -makanan maupun bahan bakar- walaupun harganya selangit, tak akan pernah sepi, asal tetap menjanjikan 'kenikmatan' !

Menuju Tahun Ke Lima

Pernah nyaris tenggelam. Ombak hampir saja berkali-kali membalikkan kapal kecil kami dan mempersilakannya menenggelamkan hidup kami hingga karam. Tapi, kami bertahan. Berenang dalam ketidak-pastian akan datangnya pertolongan. Menggapai apapun sebisanya. Menggenggam papan kayu terdekat. Berpegangan. Bernafas walau tersengal-sengal. Bersama, berdua.

Dan kini bertiga....

Cetaphil Moisturizing Lotion for Face and Body

Ritual mandi selalu jadi aktivitas sederhana untuk melepas lelah yang menyenangkan. Kalo akhir pekan gini, biasa banget mandi tiga sampai empat kali sehari setelah urusan domestik di rumah kelar.

Apalagi saat cuaca panas, kamar yang dilengkapi dengan penyejuk udara (AC) hwaaahhh ibarat surga dunia yang nggak bisa ditawar lagi. Tapi, sejuknya AC membuat ku tanpa sadar jadi sering lupa minum. Efeknya berasa banget. Kulit yang basically kadar lembabnya minim jadi cenderung makin kering.

Habis Lebaran, Terbitlah Manusia-Manusia Lebar-an

Lebarannya memang sudah habis, gaes. Aroma gurih yang menyeruak dari kepulan asap kuah kaldu bakso, puding buah dan cake ala Holland Bakery, keragaman kue kering khas lebaran macam nastar, kastengel, dan kawan-kawan yang kemarin menghiasi meja tamu rumah ayah, serta minuman kaleng yang tersusun rapi di lemari pendingin, sudah mulai hilang dari peredaran. Acara cipika cipiki serta percakapan basa basi ala "hay apa kabar ?" atau "sehat kak ?" atau "kok gendutan !" ke saudara yang jarang bertemu, juga sudah mulai hilang euforia-nya.


Tapi, soal kenaikan berat badan pasca lebaran yang tak kunjung hilang, mari kita diskusikan sekarang.