Monday, July 2, 2018

Terbang Saat Trimester Pertama Kehamilan


Akhir tahun 2017 lalu, aku dan pak suami sudah rampung mengurus segala dokumen maupun keperluan perjalanan umroh. Ingin meninggalkan sejenak kehidupan yang cukup melelahkan. Sudah nyiapin doa 'khusus' yang akan kami munajatkan pada-Nya nanti disana.

Jadwal keberangkatan kian dekat dan keinginan berdoa langsung di tanah suci semakin lekat.






Qadarullah, perjalanan umroh yang akan berlangsung di bulan April 2018 harus dibatalkan. Anehnya, nggak ada rasa gundah secuil pun muncul di hati kami, nggak juga menyalahkan siapa pun. Yakin bahwa DIA pasti menghendaki yang terbaik atas rencana kami.


Dan itu benar. Yaaa, doa 'khusus' yang ingin kami panjatkan disana, Allah kabulkan dibulan yang sama. Aku positif hamil.


Thursday, June 28, 2018

Meyakini Proses


Sebetulnya, kami berdua ini mamusia-manusia yang pedenya gede banget. Yakin bahwa takdir selalu erat kaitannya dengan kehendak Sang Maha dan Ia tak akan mungkin mengecewakan kita. Apapun yang tak dikehendaki oleh-Nya, gimana pun kerasnya usaha kita, yaaa nggak akan pernah terlaksana.


(Baca juga ya : Anak Kedua & Cerita di balik Kelahirannya)





Masa awal menikah, semua berjalan biasa aja, santai nggak ada rasa khawatir sedikit pun. Pak suami juga masih konsentrasi menyelesaikan Thesis-nya. Masuk ditahun kedua pernikahan, setelah doi lulus dan mulai mengajar, suara-suara merdu pun mulai bermunculan. Orang-orang di sekitar mulai memantik pembicaraan soal usaha yang harusnya sudah kami lakukan.


Wednesday, April 11, 2018

Invest in Quality Shoes and How to Keep Them Looking Their Best


I don't remember how many times I've heard or read about "good shoes take you to a good place". I swear it's true.


I also loved to read people's personality by their footwear. Every well dressed man and woman should have a well shoes. But like you see, I don't have too many shoes. Because I don't have much money for buying shoes too often and I have shoe fit problem, LOL. I wouldn't buy a pair of shoes that doesn't match with my character and I know it won't last. So I just like to invest in quality shoes that I'll be using them for long time and caring them with my own ways.


And today, I'll share the best advice and simple tips from my personal experience to caring your favorite footwear. Let's check it out :)






Always Clean Immediately After Using

I always make sure my shoes are completely clean and dry before storing to the box. For shoes get dirty easily like Sneakers, I brush the dirty area with toothbrush and little soap until they're clean. After brush, I rinse the shoe with water directly, and dry off. Oh well, in my personal experience, wearing shoes with socks also keeping the insides of shoes from dirt and bad smell. Can you imagine how terrible it gets when you have to take your shoes off on the public place and smell bad ? Ugh !!!


I hate when I walk on a wet sidewalk after rain, it leaves the surface of my shoe soaked. But I usually used baby wipes to clean it in some cases like that, hahaaa. Simple and effortless. For not moist, then I wipe it back with dry wipes. But to prevent shoe damage, I suggest you to clean your shoes based on the type of material.




Keep Your Shoes in Transparent Shoe Box

One of the best way to keep my favorite shoes always looking good is keep them on the right place. Like I said, I don't have too many shoes. But for more easily to maintain my shoes regularly, I divided my shoes in 3 categories : 'everyday wear' shoes, 'special occassion' shoes, and 'rarely used' shoes. Well, each categories have different storage place. 


For easy to pick it up, I loved to put my 'everyday wear' shoes on the shoe cabinet with an open front for good air circulation around my shoes, but I feel difficult to control the dust condition. With that condition, I usually clean my most-used shoes once a month or when my shoes get so dirty.


For my 'special occassion' shoes, I keep them in transparent shoe box which is waterproof and dustproof. Besides to look more presentable, my shoes also unbreakable. Because it has ventilated to give my shoes place to breath. I recommend you to buy it at ACE Hardware store.


And when I've gotten an amazing shoe, I just want to use them properly at once. Just use for a couple of hours. I just keep my 'rarely used' shoe in the original box and I add a few packets of silica gel to




Add a Few Packets of Silica Gel Into The Shoe Box

Actually, we also found the material in tiny packets for free inside the box. It's name Silica Gel. It's need to be there to keep the shoes protected from the growing of mushroom in it. They'll pull the moisture away and make the shoe fresh. But you can buy those little one also at ACE Hardware.




Simple and very easy, right ??? So, there's no reason for us to be lazy to take care of our shoes. You know, a great pair of shoes are like a really good friends for us. Once you find the loved one, you never one to let them broke, you'll keeping them looking their best, and they'll taking you to a good place...

Sunday, April 1, 2018

Nyaman Ngobrol Perihal Finansial Bareng Pasangan


Ngobrol seputar finansial memang selalu jadi isu paling sensitif bagi beberapa orang, termasuk dengan pasangan sendiri. Terutama soal penghasilan. Meski sebenarnya nggak ada salahnya juga untuk dibahas. Namanya juga hidup bareng, ya suka nggak suka harus bisa ngobrolin penghasilan dan pengeluaran tanpa gelut, dong ~


Sejak awal menikah, saya dan suami sangat transparan soal keuangan. Barangkali ada beberapa pasangan yang tidak cukup terbuka untuk hal yang satu ini. Padahal menyembunyikan sesuatu dari pasangan tuh bikin capek, lhooo. Sebab, bagi saya, persoalan keuangan dalam rumah tangga tak hanya berada di pundak suami atau hanya jadi tugas istri saja, melainkan tugas dan tanggung jawab bersama. Sehingga, terbuka itu penting. Mulai dari nominal gaji, income dari side job, list pengeluaran, harta bawaan, harta bersama, sampai harta perolehan. Loooh, loooh, berat ! Hahahaaa ~


Maka dari itu, awal bulan selalu jadi moment paling asyik kalo ingin ngobrolin soal keuangan. Suasananya masih adem. Ya iyalaaah saldo rekening baru nambah :))




Tuesday, March 27, 2018

Catatan Spiritual Menuju Pernikahan


Terus terang, niat untuk menikah sudah ada di benak saya sejak awal menempuh studi S2. Tapi karena beberapa kendala, Thesis yang harusnya bisa segera diselesaikan, justru tidak ada kemajuan apa-apa selama hampir 1 tahun.

Kala itu, saya merasa butuh memikul tanggung jawab lebih besar agar saya mampu menyelesaikannya dengan lebih berani. Saya berpikir bahwa menghadapi semua tantangan itu akan jauh lebih mudah kalau saya punya pasangan. Dan satu-satunya jalan untuk mewujudkannya adalah dengan menikah.





Pertanyaan pertama kedua orang tua saya ketika saya membicarakan rencana pernikahan pada mereka, bagaimana kamu akan menghidupi istrimu sementara kamu masih sekolah ? bagaimana dengan orang tuanya ? 


Satu hal yang saya yakini. Perhitungan matematis Allah tidak sama dengan perhitungan matematis manusia dan saya membuktikannya sendiri. Saya berterus terang pada Ayah dari (calon) istri saya bahwa saya masih dalam proses menyelesaikan studi S2 dan penghasilan yang saya punya tidak lah banyak. Beruntung, saya memiliki (calon) mertua yang sangat bijaksana.


Beliau memberi kepercayaan pada saya dengan amanah, bahwa saya harus mampu menjadi suami yang bertanggung jawab untuk memimpin dan menafkahi keluarga, dengan cara apapun yang Allah mudah kan untuk saya. Bahwa tidak ada sesuatu pun di dunia ini yang lebih menyejukkan pandangan hatinya selain ketika melihat anak-anak, menantu, dan orang-orang yang ia sayangi taat pada Allah. Bahwa siapapun yang taat pada-Nya, DIA akan jadikan baginya kemudahan dalam segala urusannya. (Calon) istri saya menerima saya atas dasar keyakinan penuh pada Tuhan Yang Maha Pengasih.


Kami menikah dengan sangat sederhana. Berusaha tidak membebani siapa-siapa. Tanpa dekorasi mewah dan bukan dalam gedung megah. Dengan sebaik-baik mahar dari kerelaan saya memberi dan keikhlasannya menerima. Dihadiri keluarga dan teman dekat, tanpa banyak tamu undangan. Tanpa musik dan hanya diiringi dengan lantunan doa tulus dari orang-orang yang mengantarkan keberkahan pada kami. Mungkin terbesit tanya dan anggapan miring dari banyak orang tentang pernikahan sederhana kami. Tidak apa-apa, asal niat baik ini sesuai dengan perintah-Nya saja bagi saya sudah cukup. Berjabat tangan dengan Ayah nya dalam satu tarikan nafas, lalu detik itu juga berpindah lah tanggung jawab Ayah nya pada saya.


Diawal pernikahan kami, rasanya bagai naik pesawat yang mengalami turbulensi. Gonjang ganjing. Menyesuaikan karakter, pola pikir, gaya hidup, dan latar belakang keluarga yang berbeda ternyata bukan perkara mudah. Membagi waktu untuk menyelesaikan kuliah dan menjalani kehidupan baru kami rasanya cukup berat. Amat menguras energi. Entah berapa kali kaki ini seperti tak dapat menyangga tubuh agar mampu berjalan seimbang. Sering merasa, saya membuat kehidupannya tak lebih baik setelah menikah. Kehidupan sosialnya berubah. Tak ada kemewahan yang saya beri untuknya selain makanan halal dan atap untuk berteduh. Tapi doa dan keyakinan membuat kami kuat. Saya lulus dan tak lama kemudian bekerja sesuai dengan bidang keilmuan saya.


Saya sangat bersyukur, dianugerahi seorang perempuan tangguh dan pemberani. Perempuan yang sangat mencintai apa-apa yang Allah anugerahi ada dalam dirinya. Bersedia mendampingi dan kuat berjuang dari bawah membangun sebuah keluarga yang utuh. Saya bersyukur atas gemblengan hidup yang kami terima. Menguatkan keyakinan saya bahwa ujian ini ada tujuannya. Kalau kami tidak pernah menjalani kehidupan penuh ujian, saya justru khawatir, bagaimana mungkin DIA akan meninggikan derajat kami ?


Kini sudah hampir 3 tahun kami bersama. DIA memberi penghidupan yang layak buat kami dengan banyak cara yang tidak kami pahami. Cukup dan tidak berlebih-lebihan, untuk kami dan orang di sekitar kami. Ketika kami butuh sedikit, DIA cukupi yang sedikit itu. Ketika kebutuhan kami semakin besar, DIA pula yang memberi jalan keluar untuk mencukupinya. DIA Maha Penyayang. Diberinya kami ujian agar kami mendekat, memohon pertolongan, dan merasakan kasih sayang Nya. Memberi kami kemampuan untuk mencintai-Nya lebih dalam. 


Lalu kalau saya ditanya, akan kah menyarankan kalian yang belum lulus kuliah atau bahkan sudah bekerja agar mengikuti cara saya untuk segera menikah ? Jawaban saya, tergantung kondisi dan kesiapan kalian masing-masing. Menikah sebelum lulus kuliah tanpa perencanaan, bisa saja membawa kemudhoratan. Tapi menunda pernikahan sebab alasan menunggu mapan, padahal kemampuan sudah diberikan, juga bukan hal yang baik. Ingatlah bahwa dunia selalu menyuguhkan tantangan tanpa henti. Menikah itu akan sepaket dengan resikonya. Jangan pernah takut. Banyak-banyak meminta dan nikmati saja prosesnya. Semoga Allah menguatkan keyakinan kalian dan memberi kalian kemudahan...




Arif Hidayat Purwono

Solo, Maret 2018