Monday, July 2, 2018

Terbang Saat Trimester Pertama Kehamilan


Akhir tahun 2017 lalu, aku dan pak suami sudah rampung mengurus segala dokumen maupun keperluan perjalanan umroh. Ingin meninggalkan sejenak kehidupan yang cukup melelahkan. Sudah nyiapin doa 'khusus' yang akan kami munajatkan pada-Nya nanti disana.

Jadwal keberangkatan kian dekat dan keinginan berdoa langsung di tanah suci semakin lekat.






Qadarullah, perjalanan umroh yang akan berlangsung di bulan April 2018 harus dibatalkan. Anehnya, nggak ada rasa gundah secuil pun muncul di hati kami, nggak juga menyalahkan siapa pun. Yakin bahwa DIA pasti menghendaki yang terbaik atas rencana kami.


Dan itu benar. Yaaa, doa 'khusus' yang ingin kami panjatkan disana, Allah kabulkan dibulan yang sama. Aku positif hamil.




(Related Post : Pengalaman Trimester Pertama Kehamilan)


Bahagianya bukan main. Di tengah rasa bahagia itu, tiba-tiba aku diingatkan bahwa sejak bulan februari 2018, kami berdua juga sudah memegang tiket pesawat untuk mudik lebaran, Masya Allah !!! Seketika bahagia itu berganti menjadi rasa panik, hiiikkksss. Itu artinya, waktu mudik lebaran tiba, usia kehamilanku masih terbilang sangat muda, usia kehamilan yang masih rentan untuk bepergian dengan pesawat terbang.


Aku langsung gerak cepat baca banyak artikel soal mudik dengan pesawat terbang saat trimester pertama kehamilan. Panik luar biasa !!! Padahal pekerjaan rumah tangga yang berat pun masih aku lakukan, meski sudah tau sedang berbadan dua. Mertua pun sempat kaget dan khawatir dengan rencana kami, beberapa teman yang tau kami akan pulang pun sempat menunjukkan rasa khawatir nya, meski sebenarnya mereka excited banget bakal ketemu aku :)))


Tapi, di satu sisi, meski sedang hamil, aku juga merasa dalam kondisi baik-baik aja. Mengingat nggak ada kendala apa-apa selama hamil, pola makan yang meningkatnya luar biasa, yakin banget kalau aku mampu terbang, ya sudah go ahead saja. Rasa bahagia akan bertemu dengan keluarga mengalahkan rasa panik yang mendera :))


Dari beberapa artikel dan diskusi di forum ibu hamil yang ku baca, banyak yang bilang boleh-boleh aja terbang saat trimester pertama. Kata dokter juga nggak apa-apa, selama nggak mengalami morning sickness yang berlebihan dan kondisiku dipastikan baik. Yang pasti, semua harus benar-benar dipersiapkan.


Yang penting jaga kesehatan sebelum terbang, selalu positive thinking and be happy. Disarankan untuk konsultasi dulu ke dokter kandungan sebelum bepergian jauh, sebab kondisi kehamilan tiap ibu beda-beda.


Akhirnya, waktu mudik pun tiba. H-2 sebelum hari raya. Ada beberapa hal yang kami persiapkan sebelumnya :


  • Malam sebelum keberangkatan, sudah check in online agar nggak terburu-buru berangkat 
  • Memilih tempat duduk posisi depan di dekat lorong kabin agar memudahkan ibu hamil kalau ingin ke toilet. Biasaaa bumil suka bolak balik beser :))
  • Aku hanya membawa sedikit pakaian, terutama pakaian longgar untuk tidur, agar lebih nyaman dipakai.
  • Kami pun hanya membawa satu koper yang akan masuk dalam bagasi agar nggak memberatkan. Maklum mas suami sedang puasa dan ibu hamil nggak mau rempong, hahahaaa.
  • Penting untuk membawa obat-obatan atau cemilan selama perjalanan. Pak suami membawa kopi favoritnya dan aku tetap membawa tablet multivitamin beserta asam folat yang diberi oleh dokter Murti untuk tetap dikonsumsi setiap hari.



Nggak lupa berdoa sebelum take off, selama penerbangan, dan mengucap alhamdulillah saat sudah landing.


Alhamdulillah, perjalanan kami pulang kampung ke Balikpapan lancar. Meski sempat delay satu jam, pesawat yang kami tumpangi terbang dengan nyaman tanpa turbulensi. Pulang dengan membawa kabar baik untuk kedua orang tua dan bisa kumpul seru bareng keluarga. Balik Solo pun dalam kondisi sehat. Semoga akan selalu baik-baik saja...


Next time kita terbang yang lebih jauh bareng Ayah lagi, ya, Nak... :))