Sunday, July 2, 2017

SUV atau Sedan ???


Memilih dan memutuskan untuk membeli mobil pribadi itu ternyata nggak mudah. Apalagi untuk orang yang punya postur tubuh tinggi seperti Paksu. Sebab untuk dapat posisi duduk yang enak bagi orang yang tinggi badannya di atas rata-rata memang cukup sulit. Dilemanya, terkadang posisi kaki jadi kurang leluasa karena lutut hampir menyentuh kontak starter mobil atau posisi kepala yang sedikit mengenai plafon mobil. 


Jadi, ketika beberapa bulan lalu kami ingin membeli mobil, SUV All New CRV Generasi 4 ini berhasil meluluhkan hati Paksu. Dengan tinggi badannya yang berkisar 185 cm, dia merasa lebih leluasa saat mengendarai mobil tipe SUV dibandingkan mobil tipe sedan karena dimensi-nya yang lebih besar sehingga leg room dan head room nya lebih lega. Higher seating dan comfortable. Dia juga jadi nampak lebih kece :)






Nyatanya SUV memang memiliki beberapa kelebihan yang belum dimiliki mobil jenis lain. My husband can drive it on good roads and bad roads. Nggak hanya mampu menempuh jalan mulus tapi juga mampu melewati infrastruktur jalan yang bergelombang dan berlubang. Tangguh dalam segala kondisi. Cocok melewati bad roads apalagi untuk orang yang mabokan kayak gue, lol. Yang pasti lebih nyaman lagi untuk berkendara around the town.


Secara estetika, bagian belakang CRV Generasi 4 ini berbeda dengan CRV generasi-generasi terdahulunya. Nampak lebih parlente. Walau teman-teman gue juga banyak yang punya dan lebih menyukai CRV generasi sebelumnya. Leg room untuk driver maupun passenger luas, kursi belakang dapat dilipat untuk menambah kapasitas penyimpanan bagasi, LED lamp, kursi bermaterial fabric, dan punya beberapa fitur keren. Touch screen monitor, auto door lock seat belt alarm warning, USB port, smartphone connection, radio, tambahan fasilitas perangkat audio, electric power steering, dan spion elektrik yang bisa dilipat secara otomatis.


Yang paling menarik, adanya ECO Mode yang jika diaktifkan dapat mengubah sistem berkendara kita jadi lebih efisien sehingga konsumsi bahan bakar terjaga dengan baik. Adanya indikator lampu berwarna hijau yang akan menyala sebagai tanda bahwa sistem berkendara kita sudah efisien. Tapi suami gue lebih suka mematikan fitur Eco Mode ini ketika melewati rute menanjak, katanya agar respon mesin terhadap akselerasi lebih maksimal. Kalau bahasa kita nya, agar kecepatan mobil lebih maksimal. Wajaaar... karena untuk melewati rute menanjak dan berliku panjang dibutuhkan performa mesin yang tinggi, pastinya juga butuh konsumsi BBM lebih. 


Ada pula information display yang menampilkan konsumsi bahan bakar, jam, audio, CD/DVD/MP3 player, dan istilah-istilah kompleks lainnya yang nggak bisa gue jelasin satu per satu disini (maklum bukan anak otomotif atau mesin, hahahaaa). Kalau nggak ingin ribet, kita cukup mengatur tampilan layar informasi dan volume tadi melalui tombol yang ada pada roda kemudi.


He appreciated the power responce of this CRV. Saat menyalip mobil lain, steering feel tetap ringan dan lebih responsif. Putaran mesinnya lebih agresif sehingga memudahkan dia ketika melewati jalan menanjak dan berliku seperti di Wonogiri kemarin. Dengan mengaktifkan ECO mode konsumsi BBM perjalanan luar kota terpantau 11-12 KM/L, sedangkan perjalanan dalam kota hanya 10-11 KM/L. Gue sebagai passenger juga merasa senyap ketika di dalam mobil karena suara mesinnya yang sangat halus. Sampai-sampai semua penumpang yang duduk di kursi belakang pada ketiduran, LOL.....



(Photo by Bayu / Canon EOS M5)